14 Mei 2018

Bagaimana Cara Bank Mendapat Keuntungan


Bagaimana Cara Bank Mendapat Keuntungan

Sebenarnya sudah jelas keuntungan diperoleh dari selisih lebih pendapatan dari biaya operasionalnya. Jadi apa saja yang dilakukan bank memperoleh pendapatannya, dengan hitungan tertentu, biaya operasionalnya tidak lebih besar dari pendapatannya, dengan kata lain harus untung.



1. Pendapatan bunga pinjaman atau bagi hasil.
Nasabah bank menggunakan bank untuk menyimpan uangnya, karena alasan bisnis atau hanya alasan keamanan saja. Kemudian bank memberikan bonus tambahan atas simpanan nasabah berupa bunga simpanan. Selanjutnya dana yang sudah terkumpul tersebut digunakan untuk memberikan pinjaman kepada nasabah yang lain, yang dibebani bunga pinjaman selain pokok pinjaman. Biasanya bunga pinjaman lebih besar dari bunga simpanan sehingga diperoleh keuntungan. Bahkan inilah pendapatan (sumber keuntungan) utama bank tersebut.

2. Aset Sitaan.
Nasabah yang mengajukan pinjaman kepada bank diharuskan memberikan agunan sebagai jaminan atas pinjaman tersebut. Biasanya nilai agunan selalu lebih besar dari nilai pinjaman. Jika nasabah mengalami kemacetan pembayaran (kredit macet) maka agunan disita oleh bank untuk menutupi pinjaman yang macet. Bank dapat menjualnya (lelang) atau menyewakannya.

3. Pendapatan per Jasa (Fee based Income)
Selain memberikan bunga simpanan kepada nasabahnya, bank juga membebani mereka dengan biaya administrasi yang dipotong langsung dari simpanan nasabah secara rutin setiap bulan. Kemudian Bank berlomba-lomba memberikan jasa kemudahan bertransaksi kepada nasabahnya. Bahkan ini menjadi ujung tombak pemasaran untuk mendapatkan nasabah baru. Siapa yang tak mau hidupnya (transaksi bisnisnya) menjadi lebih mudah? Salah satu check point dari fee based income ini adalah ATM. Mulai dari pembuatan kartu ATM, dengan berbagai macam variannya, sampai pada fitur-fitur transaksi pada mesin ATM, semuanya dikenakan biaya administrasi. Mungkin  nilainya tidak seberapa, antara 2000 hingga belasan ribu, tapi coba kalikan dengan jumlah user-nya dan jumlah transaksi setiap harinya. Lumayan!. Coba bayangkan bank yang tidak punya ATM, sudah pasti akan ditinggalkan.

4. Investasi.
Sumber pendapatan berikutnya adalah investasi. Bank menawarkan kepada nasabahnya untuk ikut dengan suka rela berinvestasi dalam bentuk reksadana dengan imbalan bagi hasil atas investasi tersebut. Yang harus diperhatikan, dari sisi nasabah, investasi itu bisa untung tapi juga bisa rugi, sehingga tidak ada jaminan uang akan kembali, karena yang berinvestasi adalah nasabah sendiri.

5. Safe Deposit Box (SDB).
SDB adalah layanan menggunakan ruang (box) untuk menyimpan barang atau dokumen yang dijamin keamanannya oleh bank. Penggunaan jasa ini dikenakan biaya sesuai dengan box yang akan digunakan.

Seberapa aman?
- boxnya dari bahan baja.
- disimpan dalam ruang yang kokoh dan tahan api.
- membukanya harus menggunakan 2 kunci/ lubang kunci yang berbeda. Satu kunci dipegang nasabah, dan satu kunci dipegang nasabah.
- berasuransi.

Ukurannya?
Biasanya SDB punya 3 varian ukuran, yaitu: kecil, sedang, besar. Mungkin saja presisi ukurannya berbeda pada beberapa bank.  Misalnya ukuran kecilnya adalah 7x26x60 cm, ukuran sedangnya adalah 12x26x60 cm, dan ukuran besarnya adalah 25x 26x60 cm.

Berapa biaya sewanya?
Biaya yang dikenakan kepada penyewa SDB antara lain: uang sewa, uang jaminan kunci, dan denda keterlambatan (jika terlambat memperpanjang kontra sewanya). Uang sewa dikenakan per tahun sesuai ukuran antara 250.000 hingga 1 juta. Uang jaminan kunci akan dikembalikan pada akhir masa sewa. Tapi jika kunci nasabah hilang, maka dipakai untuk biaya penggantian kunci.

Ada Syaratnya?
Biasa... penyewa diharuskan punya rekening di bank tersebut, dan syarat rinci lainnya berbeda-beda pada masing-masing bank.

------- end.